Mendukung anak sehingga konsisten maju dan berkembang memang tidaklah mudah, lebih-lebih disaat anak telah memasuki umur sekolah. Di usianya yang telah jadi padat bersama dengan kegiatannya, anak dituntut banyak belajar, lebih-lebih didalam hal akademis. Bisa dibilang fase ini lumayan menyusahkan banyak orang tua gara-gara tidak seluruh anak punyai rasa inginkan tahu dan belajar yang antusias.
Bagi anak yang masuk didalam kategori ini, belajar dapat jadi momok yang menyeramkan. Terlebih label ‘anak malas’ yang tahu atau tidak disematkan guru dan orang tua padanya, makin lama menaikkan keengganan mereka untuk belajar.
Bahkan penelitian mendapatkan bahwa sejak kelas tiga SD, ketertarikan anak mempelajari hal baru jadi menurun. Hal ini dapat disebabkan gara-gara makin lama menurunnya fokus anak dan beban rapor yang memicu mereka jadi tertekan.
Nah, di artikel kali ini kita akan membicarakan cara untuk menaikkan minat belajar anak tanpa paksaan berasal dari orang tua. Sehingga anak tidak berlarut-larut didalam persoalan ini. Berikut ulasan selengkapnya.
1.Bagikan passion orangtua
Anda dapat share tentang apa yang jadi passion kamu waktu ini, jika olahraga, sains, seni, atau memasak, di mana hal ini dapat menaikkan rasa inginkan tahu anak. Jika kamu senang memirsa video atau membaca artikel tentang hal yang kamu sukai, jangan sangsi untuk menceritakannya kembali terhadap anak. Jelaskan secara sederhana dan ceritakan mengapa hal ini begitu menarik perhatian.
Percaya atau tidak cara ini akan mendorong rasa inginkan tahu anak gara-gara mereka turut merasakan ketertarikan. Bahkan kecuali mereka belum tahu topik tersebut sepenuhnya. Hal ini termasuk dapat mengirim pesan terhadap anak bahwa belajar tidak berakhir di jaman kanak-kanak saja. Orang tua pun tetap belajar hingga dewasa.
2.Perbanyak buku di rumah
Penelitian berasal dari Universitas Harvard mendapatkan bahwa banyaknya buku dan kemudahan akses mendapatkannya dapat menaikkan stimulan membaca anak. Penelitian lain berasal dari Departemen Pendidikan Amerika Serikat mengungkap bahwa pembaca duwit paling cakap adalah anak-anak yang rumahnya dipenuhi berbagai tipe bacaan, layaknya koran, majalah, buku dan ensiklopedia.
Untuk menumbuhkan kasih sayang anak terhadap bacaan, simpanlah buku-buku di area yang enteng dijangkau. Seperti di dekat meja dapur, samping area tidur, bahkan di didalam mobil dan. Selain itu sisihkan waktu tertentu untuk membaca bersama-sama setiap hari. Ajak anak diskusi setelahnya dan tanyakan kepadanya, apa yang menurutnya berlangsung sesudah itu berasal dari cerita yang dibacanya.
Partisi aktif akan menaikkan pemahamannya dan memicu acara membaca jadi lebih menyenangkan.
3.Bangun minat alami anak
Jika anak kamu melalui fase menyukai dinosaurus, ajak ia mampir ke museum sejarah alam, belilah tipe T-Rex yang dapat dimainkan bersama-sama atau perbanyak koleksi buku-buku tentang zaman prasejarah. Atau bisa saja anak kamu menyukai hal-hal tentang serangga, kereta api atau luar angkasa.
Jangan kecewa atau cemas jika minatnya tak serupa bersama dengan anak-anak lainnya. Manfaatkan dan konsisten membangun ketertarikannya yang unik sehingga stimulan belajarnya tetap hidup.
4.Jangan menekan atau memaksa anak
Seorang profesor di bidang psikolog Richard Ryan, Ph.D., berasal dari University of Rocher, New York, melaksanakan wawancara kepada ratusan orang tua. Hasilnya adalah anak-anak yang termotivasi belajar justru berasal berasal dari orang tua yang tidak memberi tujuan atau menekan anak-anaknya.
5.Bertanya dan menjawab bersama dengan benar
Anak kamu sedang didalam fase di mana ia punyai banyak sekali pertanyaan yang diajukan setiap harinya. Sambutlah antusiasme ini bersama dengan menanyakan pula pertanyaan-pertanyaan yang memicu minatnya untuk belajar. Anda dapat memulainya bersama dengan menanyakan kesehariannya secara lebih spesifik. Ketimbang hanya menanyakan “Bagaimana harimu di sekolah hari ini?” Anda dapat memancingnya bersama dengan pertanyaan, “Apakah kecambah yang kamu tanam di sekolah telah muncul tunasnya?”
Jika suatu waktu anak menanyakan suatu hal yang kamu tak ketahui jawabannya, jangan sangsi menjawab “Ibu tidak tahu, yuk kita cari tahu jawabannya bersama-sama”. Tak hanya mencari informasi, namun secara tidak langsung kamu membuktikan betapa menyenangkannya mempelajari hal-hal baru.Umumnya banyak orang tua hanya berorientasi terhadap hasil.
Wajar kecuali kamu inginkan menyiapkan anak untuk jaman depannya. Tetapi, tanpa disadari bisa saja kamu mendorongnya belajar terlalu banyak, terlalu cepat atau terlalu mengutamakan terhadap pencapaiannya. Jika tujuan kamu menumbuhkan minat belajar, sebaiknya taruhlah minat terhadap apa yang ditunaikan anak daripada seberapa baik ia melakukanya. Konsisten terhadap minat adalah motivator belajar paling baik nih dia rekomendasi sekolah berasrama.